suaraanakkolong,co.id Pontianak, Jum,at 26/9/2025
Pontianak, Kasus pemukulan Ojol oleh oknum anggota TNI disarankan untuk diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan. Kasus di jalan raya merupakan hal yang sering terjadi dan bisa menimpa siapa saja. Ketegangan emosi dan pengaruh phisikis yang kurang stabil akan mendorong orang berbuat sesuai dengan nafsu masing-masing. Siapa saja bisa mengalami situasi yang demikian, dan itu semua manusiawi, tergantung kestabilan jiwa yang dimiliki oleh seseorang.
Driver Ojol merupakan salah satu komponen penyangga transportasi darat yang jumlahnya ribuan orang di Kota Pontianak. Mereka adalah pejuang di sektor transportasi darat. Anggota TNI juga merupakan anak bangsa yang berasal dari rakyat biasa, dengan tugas sebagai Penjaga Kedaulatan dan Keutuhan Bangsa. Tugas pokok TNI memang untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari segala ancaman. Tapi terlepas dari semua itu, kita semua juga manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kesilapan.
Setiap anggota TNI memiliki peran yang sangat penting dalam melindungi masyarakat, terutama rakyat kecil, di berbagai bidang seperti pertanian, penanggulangan bencana, hingga menjaga keamanan pesisir. Kehadiran TNI yang kuat memberikan perlindungan yang kokoh bagi rakyat.
Kekuatan TNI yang memadai diperlukan untuk mencegah pihak luar atau kelompok tertentu mengganggu stabilitas dan keamanan nasional. Kehadiran TNI di tengah masyarakat menunjukkan kemanunggalan dan keterikatan erat antara TNI dan rakyat.
Kasus pemukulan terhadap pengemudi ojek online (TS) oleh pria yang diduga oknum anggota TNI berinisial FA viral di media sosial dan memicu solidaritas luas dari komunitas ojol di Pontianak. Kejadian yang terjadi pada 20 September 2025 itu menyebabkan korban mengalami luka memar dan patah hidung .
Seperti yang telah diberitakan diberbagai media massa, baik cetak maupun online dan media sosial lainnya, seratusan pengemudi ojol mendatangi Markas Pomdam XII Tanjungpura untuk menuntut keadilan.
Wakil Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Krisantus Kurniawan ikut menanggapi kasus pemukulan driver ojek online (ojol) Teguh Sukma Akbar (48) oleh oknum anggota TNI Letda FA di Jalan Perum 4, Panglima Aim, Pontianak Timur. Menurut Krisantus, rakyat bukan musuh TNI.
“Jangan begitulah main pukul-pukul, apalagi inikan alat negara. Musuhnya bukan rakyat, musuhnya bagaimana menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari gangguan asing,” tegas Krisantus saat ditemui, Rabu (24/9/2025).
“Tugasnya itu kan sudah jelas dalam Undang-undang TNI, sudah jelas jadi bukan ojol musuhnya. Kalau ada masalah, lakukanlah pendekatan preventif, bukan represif seperti itu,” tambahnya.
Kejadian pemukulan yang dilakukan oleh oknum anggota TNI bernama Letda FA ini berawal saat korban hendak mengantarkan pesanan menuju Jalan Ampera Raya. Saat itu kondisi jalan macet. Sebuah mobil yang dikendarai pelaku berusaha putar balik di Jalan Seruni. Teguh merupakan warga Pontianak Barat yang menjadi korban pemukulan, sedangkan Letda FA adalah warga Pontianak Timur.
Pemukulan itu terjadi di kawasan Panglima Aim, Pontianak Timur. Mereka sama-sama warga Kota Pontianak, memiliki hak yang sama di mata hukum.
Dalam konferensi pers, Letnan Dua Infantri FA telah mengakui kesalahannya dan menyatakan penyesalan serta kesediaan bertanggung jawab atas biaya pengobatan korban. Meski telah dimaafkan, proses hukum tetap berjalan dan FA akan diproses melalui persidangan militer, sebagaimana disampaikan oleh Wakapendam XII Tanjungpura.
Haji Edy Thamrin Achmad, Guru Besar Perguruan Al-Fakar bersama Pengurus Pusat Laskar Alfakar Indonesia Kalimantan Barat. (Foto Istimewa)
H. Edy Thamrin Achmad, Guru Besar Perguruan Alfakar di Pontianak, ketika diminta pendapatnya disela-sela pengukuhan Pengurus Daerah Laskar Alfakar Indonesia Kota Pontianak (24/9/2025), “mengatakan kejiwaan seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat pengendalian diri, kesabaran dan ketenangan jiw” Jelas Guru Thamrin.
“Kesombongan dan keangkuhan merupakan penyakit hati yang dapat memantik emosi seseorang. Oleh karena itu sopan santun dijalan raya, tertib dalam berlalu lintas, serta disiplin dalam memahami rambu lalu lintas sangat dibutuhkan dalam berkenderaan. Patuhilah peraturan lalu lintas, jangan menggunakan HP saat berkenderaan, berikan jalan kepada pengguna jalan lain yang prioritas.” ajak Thamrin
“Institusi TNI jangan dilemahkan, keberadaan mereka adalah untuk menjaga dan memperkuat Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai institusi pertahanan negara, karena melemahkan TNI dikhawatirkan akan merusak kedaulatan dan keamanan bangsa, meningkatkan kerentanan rakyat kecil, serta membuka celah bagi campur tangan pihak luar atau kelompok tertentu. Pelemahan TNI bisa merusak hubungan ini dan membuat masyarakat lebih rentan.” Pinta Edy Thamrin
“Negara kita saat ini sedang diserang dengan berbagai pola dan infiltrasi asing melalui fitnah atau upaya politik yang pada akhirnya dapat melemahkan fondasi negara dan membuka celah bagi intervensi yang merugikan kepentingan nasional.” Ujarnya.
Nurman A. Mukmin Penasehat Keluarga Besar Anak Kolong Kalimantan Barat, ketika diminta tanggapannya menjelaskan, “setiap anggota TNI harus dapat menjaga disiplin militer, baik di barak maupun diruang publik, apalagi di jalan raya. Anggota TNI diwajibkan untuk mengikuti aturan dan disiplin militer, bahkan saat tidak mengenakan seragam dinasnya.” Jelasnya.
“Meskipun tidak memakai seragam, seorang anggota TNI tetap harus patuh pada hukum dan kedisiplinan militer. Perlakuan terhadap mereka tetap merujuk pada statusnya sebagai prajurit aktif dan bukan hanya berdasarkan pakaian yang dikenakannya.” Ujar Nurman
Selain kedisiplinan militer, anggota TNI juga harus dibina mental dan spritualnya sehingga menjadi prajurit yang tangguh di medan tempur dan harmoni dilingkungan masyarakat sipil. Pembinaan mental prajurit merupakan tanggungjawab setiap komandan yang memimpin satuan militer.
“Kalau prajurit melakukan kesalahan di ruang sipil, seperti kejadian pemukulan, perkelahian dan berbuat keributan ditengah-tengah masyarakat sipil, maka Komandan satuan harus bertanggungjawab untuk membinanya. Bukan langsung dihukum dan dimasukkan ke penjara militer. Tapi bina dulu mentalnya baru proses” Tegas Nurman
Pembinaan mental prajurit merupakan Program yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kualitas mental, spiritual, ideologi, dan kejiwaan seseorang, serta menciptakan karakter yang berintegritas dan tangguh dalam menghadapi berbagai situasi. Pembinaan mental prajurit harus dilakukan secara berkelanjutan, untuk membentuk individu yang memiliki mental kuat, berkarakter baik, dan memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya dan membaur dengan masyarakat sipil.
“Kasus yang terjadi di Jalan Panglima Aim kemaren merupakan pelajaran yang berharga untuk kita semua, pengalaman untuk kita renungkan, evaluasi diri dan mawas diri untuk siapa saja. Ambil hikmahnya dan selesaikan secara musyawarah mufakat, dengan mengedepankan prinsip-prinsip kekeluargaan dalam kedamaian. Kalah jadi arang menang jadi debu.” Harap Nurman A. Mukmin.
Penulis : Denny Purwanto, S.Sos
Layanan Aduan dan Hak Jawab
Alamat: Jl. Pangeran Natakusuma Gg. Bambu No.10, Sungai Bangkong, Kec. Pontianak Kota, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78113
📧 Email: suaraanakkolong.co.id@gmail.com
📱 WhatsApp Admin Office: +62 895-2372-9167
📱 WhatsApp Tim Redaksi: +62 812-5673-5176
Media Sosial Resmi Suara Anak Kolong
📘 Facebook: @suaraanakkolong.co.id
📸 Instagram: @suaraanakkolong.co.id
🎵 TikTok: @suaraanakkolong.co.id
🐦 Twitter (X): @suaraanakkolong
▶️ YouTube: Suara Anak Kolong Channel
🌐 Website: www.suaraanakkolong.co.id








